October 7, 2013

Konsep dan Makna Belajar

1.      Konsep Dasar Pendidikan
Concepts are mental images we use as summary devices for bringing together observations and experiences that seem to have something in common. (konsep adalah citra mental yang kita gunakan sebagai alat untuk memadukan pengamatan dan pengalaman yang memiliki kesamaan).
Menurut Syaiful Sagala (2010: 1) Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.  Pada dasarnya individu berkembang sejak lahir dan terus berkembang, perkembangan ini bersifat kausal. Namun terdapat komponen normatif, juga karena pendidik menuntut nilai. Nilai ini adalah norma yang berfungsi sebagai penunjuk dalam mengidentifikasi apa yang di wajibkan, di perbolehkan dan di larang. Jadi pendidikan adalah hubungan normatif antara individu dan nilai.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan ( pedagogy ) berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang  dewasa secara sadar dan bertanggung jawab.  Bimbingan dan pertolongan ini, baik mengenai aspek  jasmaniah maupun aspek rohaniyahnya menunjukan tingkat kedewasaan anak.  Jika anak telah mencapai dewasa dalam arti jasmaninyah dan rohaniyah maka pendidikan itu telah selesai. Syaiful Sagala (2010: 2) Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan seumur hidup atau life long education, yang berarti pendidikan berlangsung sampai mati, yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan.
Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah  proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat. Dilihat dari sudut pengertian atau definisi, dengan demikian pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan olleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung disekolah dan luar sekolah.  Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan.
Konsep dasar pendidikan yang ideal dapat dibagi kedalam enam macam:
1.Dasar Historis
Dasar yang memberikan persiapan kepada pendidik dengan hasil-hasil pengalaman masa lalu, berupa undang-undang dan peraturan-peraturannya maupun berupa tradisi dan ketetapannya.
2. Dasar Sosiologis
Dasar berupa kerangka budaya dimana pendidikannya itu bertolak dan bergerak, seperti memindahkan budaya, memilih dan mengembangkannya
3.Dasar Ekonomis
Dasar yang member perspektif tentang potensi-potensi manusia, keuangan, materi, persiapan yang mengatur sumber keuangan dan bertanggungjawab terhadap anggaran pembelanjaan.
4.Dasar Politik dan Administrasi
Dasar yang memberi bingkai ideologi (akidah) dasar yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat.
5. Dasar Psikologis
Dasar yang memberi informasi tentang watak peserta didik, pendidik, metode yang terbaik dalam praktek, pengukuran dan penilaian bimbingan dan penyuluhan
6.Dasar Filsafat
Dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu system yang mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar yang lain.

 2.   Konsep Dan Makna Belajar
 Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Teori-teori yang dikembangkan dalam komponenini meliputi antara lain tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum.Konsep adalah pembawa arti. Suatu konsep tunggal bisa dinyatakan dengan bahasa apa pun. Konsep bisa dinyatakan dengan ‘Hund’ dalam bahasa Jerman, ‘chien’ dalam bahasa Prancis, ‘perro’ dalam bahasa Spanyol. Jadi konsep adalah kata tunggal untuk mengartikan kata.
Jadi konsep belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperluas dan menambah pengetahuan, sikap, kemampuan dan ketrampilan yang di inginkannya. Belajar merupakan akibat antara adanya stimulus dan respon. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu apabila seseorang tersebut menunjukan perubahan perilakunya. Belajar mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami ataupun yang sengaja dirancang. Mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai.
Makna belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Arti dan Makna Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utamakeberhasilan pendidikan. Mempelajari dalam arti memahami fakta-fakta sama sekali berlainan dengan menghafalkan fakta-fakta. Keberhasilan suatu program pengajaran diukur berdasarkan tingkatan perbedaan cara berfikir, merasa dan berbuat para pelajar sebelum dan sesudah memperoleh pengalaman-pengalaman belajar dalam menghadapi situasi yang serupa. Dengan kata lain, bila suatu kegiatan belajar telah berhasil, maka seharusnya berubah pulalah cara-cara pendekatan pelajar yang bersangkutan dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya. Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran yang terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Yang kedua yaitu pada ranah afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup, dan yang terakhir pada ranah psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, dan kreatifitas. Orang dapat mengamati tingkah laku orang telah belajar setelah membandingkan sebelum belajar. Dengan belajar dari ketiga ranah tersebut maka akan makin bertambah baik berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika para siswa itu disekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri. Tiap ahli psikologi membeir batasan yang berbeda tentang belajar, atau terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar. Di antaranya dapat di kemukakan yaitu, Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi pada diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri seorang pendidik.
 3.   Prinsip-prinsip Belajar
 Belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
  • Prinsip 1
Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. Proses belajar dikontrol oleh si pelajar sendiri dan bukan oleh si pengajar. Perubahan persepsi pengetahuan, sikap, dan perilaku adalah suatu produk manusia itu sendiri, bukan kekuatan yang dipaksakan kepada individu. Belajar bukan berarti melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi suatu proses perubahan yang unik di dalam diri si pelajar sendiri. Oleh karena itu mengajar bukan berarti memaksakan sesuatu terhadap si pelajar tetapi menciptakan iklim atau suasana sehingga si pelajar mau melakukan dengan kemauan sendiri apa yang dikehendaki oleh si pengajar.
  • Prinsip 2
Belajar adalah penemuan diri sendiri. Hal ini berarti bahwa belajar adalah proses penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. Untuk itu segala sesuatu yang relevan bagi pelajar harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri.
  • Prinsip 3
Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Ia menjadi atau dapat berdiri sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan pernah berdiri sendiri. Manusia tidak akan mengubah perilakunya hanya karena seseorang mengatakan kepadanya untuk mengubahnya. Untuk belajar yang efektif tidak cukup jika hanya dengan memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar tersebut perlu diberikan pengalaman.
  • Prinsip 4
Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat proses belajar. Manusia pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling membantu. Dengan kerja sama, saling berinteraksi dan berdiskusi, di samping memperoleh pengalaman dari orang lain juga dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran dan daya kreasi individu.
  • Prinsip 5
Belajar adalah proses evolusi, bukan revolusi karena perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran. Perubahan perilaku adalah suatu proses yang lama karena memerlukan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan orang lain, contoh, dan mungkin pengalaman sebelum menerima atau berprilaku baru. Bagaimanapun menguntungkannya bagi dirinya, belajar akan selalu dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan dan sangat mengganggu. Untuk itu dalam mengajar hasilnya tidak dapat diperoleh dengan segera dan tidak boleh tergesa-gesa tetapi memerlukan kesabaran dan ketekunan.
Syaiful Sagala (2010: 52-53) ada pula berbagai prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli di bidang psikologi pendidikan, antara lain prinsip-prinsip belajar berikut ini :
  1. Law of effect
Yaitu bila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan, maka hubungan itu deperkuat. Jadi hasil belajar akan diperkuat apabila menumbuhkan rasa senang atau puas.
1. Spreadt of effect
Yautu reaksi emosional yanng mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan.
2. Law of exercise
Yaitu hubungan antara perangsan dan reaksi diperkuat dengan latian dan penguasaan.
3. Law of Readliness
Yaitu bila satuan-satuan dalam sistem syaraf telah siap berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka terjadinya hubungan itu akan memuaskan.
4. Law of primacy
Yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan.
5. Law of intensity
Yaitu belajar memberi makna yang dalam apabila diupayakan melalui kegiatan yang dinamis.
6. Law of recency
Yaitu bahan yang baru dipelajari, akan mudah diingat.
7. Fenomena kejenuhan
Yaitu suatu sumber frustasi fundamental bagi peserta didik dan juga pendidik dilain pihak intervensi pemerintah sebagai penanggungjawab pendidikan selalu tidak bisa memecahkan masalah yang esensial.
8. Belongingness
Yaitu keterkaitan bahan yang dipelajari pada situasi belajar, akan mempermudah berubahnya tingkah laku
5.      Tujuan Belajar
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu pekerjaan/ kegiatan.Tidak ada suatu pekerjaan atau kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal ini merupakan arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan. Tidak lain juga dengan pendidikan, tujuan pendidikan dan pengajaran merupakan suatu cita-cita yang bernilai normatif.
Pupuh Faturahman (2007: 13) tujuan mempunyai jenjang dari yang luas atau umum sampai kepada yang sempit/khusus.Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai , maka tujuan diatasnya juga tidak tercapai pula. Hal ini disebabkan karena tujuan berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya. Tujuan memiliki nilai yang sangat penting di dalam pengajaran, karena tujuan merupakan factor yang terpenting dalam kegiatan dan proses belajar mengajar.
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.
Suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:
  1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam situasi bermain peran.
  2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.
  3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.alam proses pengajaran.
  4. Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan murid dalam proses pengajaran.
  5. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada guru dan siswa .tujuan yang baik ialah apabila mendorong kegiatan-kegiatan guru dan siswa.
  6. Tujuan pendidikan memberikan pedoman atau petunjuk kepada guru dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau menyediakan lingkungan belajar bagi siswa.
  7. Tujuan pendidikan penting maknanya dalam rangka memilih dab menentukan alat peraga pendidikan yang akan digunakan.
  8. Tujuan pendidikan penting dalam menentukan alat atau teknik penilaian guru terhadap hasil belajar siswa.
Oemarhamalik (2001:81-87) tujuan pendidikan dan pengajaran dapat kita bagi menjadi 4 tingkatan atau jenjang sesuai dengan ruang lingkup dan sasaran yang hendak di capai oleh tujuan itu. Tingkatan tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan jangka panjang dan sangat luas dan menjadi pedoman dari semua kegiatan atau usaha pendidikan di Negara kita.
  2. Tujuan lembaga pendidikan adalah tujuan untuk mendidik para calon guru yang mampu mengajardi sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar dan dapat melanjutkan ke pendidikan perguruan tinggi.
  3. Tujuan kurikulum adalah kurikulum harus memberikan kemungkinan perkembangan menjadi manusia seutuhnya yang bermental moral, budi pekerti luhur dan kuat keyakinan beragamanya yang memiliki kecerdasan tinggi dan terampil dalam pembangunan dan memiliki fisik yang sehat dan kuat.
  4. Tujuan mata pelajaran dimana di dalam setiap kelompok terdapat sejumlah mata pelajaran. Dan setiap mata pelajaran itu memiliki tujuan-tujuannya sendiri yang berbeda satu sama lain. Tujuan-tujuan mata pelajaran ini merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

DAFTAR PUSTAKA
(diakses, Rabu, 7 maret 2012, pukul 13.23 WIB)
http://inovasipendidikan.net/btl/BTL 1 – IND Sesi 7 (hal.170-186).pdf
(diakses, Rabu 7 maret 2012, pukul 13.30 WIB)
 (diakses, Rabu 7 Maret 2012, pukul 13.20)
Oemar Hamalik,2001 Proses Belajar Mengajar,Bumi Aksara : Jakarta
Pupuh, Faturohman & M. Sobry Sutikno, 2007 Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum dan Konsep Islami, Refika Aditama: Bandung
Syaiful Sagala, 2010Konsep Dan Makna Pembelajaran, Alfabeta: Bandung

0 comments:

Post a Comment